Kutipan Novel Aleph oleh Paulo Coelho (5)

Perjalanan panjang Paulo Coelho di sepanjang negara Rusia seakan tidak ada habisnya untuk dibahas. Apalagi dalam perjalanannya selalu ada cerita menarik yang bisa menjadi pelajaran hidup untuk dipetik, dan dibagikan dalam kehidupan bersama. Saat ini, saya melanjutkan kutipan-kutipan dari Coelho dalam novelnya yang berjudul Aleph. Kutipan-kutipan ini merupakan kelanjutan dari bagian sebelumnya. Silahkan dinikmati :)
"Namun ada berbagai macam masalah yang perlu kuselesaikan sekarang. Semuanya ada dalam apa yang kausebut 'masa lalu' dan menunggu keputusan yang akan dibuat dalam apa yang kau sebut 'masa akan datang'. Mereka menyumbat pikiranmu dan memperlambat gerakanmu, dan mereka membuatmu tidak memahami masa kini. Jika kau hanya bersandar pada pengalaman, kau hanya akan menerapkan solusi-solusi lama pada masalah-masalah baru. Aku mengenal banyak orang yang merasa memiliki identitas saat mereka berbicara tentang masalah-masalah mereka. Dengan begitu, mereka merasa keberadaan mereka diakui, karena masalah-masalah mereka berhubungan dengan apa yang mereka anggap 'sejarah mereka'." (Coelho: 2010, 140)
"Butuh usaha keras untuk membebaskan dirimu dari kenangan, namun begitu kau berhasil, kau mulai menyadari bahwa kau mampu mencapai lebih dari yang bisa kaubayangkan. Kau hidup dalam tempat luas yang disebut Semesta, dan Semesta menyimpan semua solusi dari semua masalah. Datangi jiwamu; jangan datangi masa lalu. Semesta melalui berbagai mutasi dan membawa masa lalu bersamanya. Kita menyebut setiap mutasi tersebut "kehidupan", namun sebagaimana sel-sel tubuhmu berubah dan kau tetap sama, waktu juga tidak berlalu, waktu hanya berubah." (Coelho: 2010, 140)
"Kematian hanyalah pintu menuju dimensi lain." (Coelho: 2010, 141)
"Kita tidak akan pernah kehilangan orang-orang yang kita cintai. Mereka menemani kita; mereka tidak lenyap dari hidup kita. Kita hanya berada di ruangan berbeda." (Coelho: 2010, 141)
"Cinta selalu menang atas apa yang kita sebut kematian. Itulah sebabnya kita tidak perlu berduka saat mengingat orang-orang yang kita cintai, karena mereka tetap dicintai dan tetap berada di sisi kita. Sulit bagi kita untuk menerima hal itu. Kalau kau tidak memercayainya, maka tidak ada gunanya aku mencoba menjelaskan." (Coelho: 2010, 142)
"Kita semua adalah jiwa-jiwa yang mengelilingi kosmos dan pada saat bersamaan menjalani hidup kita, namun dengan perasaan bahwa kita melewati satu inkarnasi ke inkarnasi lain. Saat sesuatu menyentuh sandi jiwa kita, hal itu diingat selamanya dan memangaruhi apa pun yang terjadi setelahnya." (Coelho: 2010, 146)
"Kami adalah pencipta sekaligus ciptaan, namun kami juga boneka di tangan Tuhan. Ada garis yang tidak bisa kami lewati, garis yang dibuat untuk alasan-alasan yang tidak bisa kami pahami. Kami bisa mendekat dan bahkan mencelupkan jari-jari kaki ke sungai, namun sama sekali dilarang untuk menceburkan diri dan membiarkan diri terseret arus." (Coelho: 2010, 146)
"Aku melihat jutaan orang merasa yakin bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan Kosmos dan sedang menyelamatkan umat manusia. Setiap kali cara itu gagal, seperti yang selalu terjadi, mereka kehilangan secuil harapan. Buku baru atau seminar berikutnya mengembalikan iman mereka, namun setelah beberapa minggu mereka melupakan apa yang mereka pelajari dan harapan pun mengering." (Coelho: 2010, 152)
"Matahari terbit karena mengikuti aturan hukum semesta. Tuhan selalu dekat pada kita, terlepas dari kita berdoa padanya atau tidak.... Kalau kau tidak bangun pagi, kau takkan pernah melihat matahari terbit. Kalau kau tidak berdoa, Tuhan mungkin dekat, tapi kau takkan merasakan kehadiran-Nya. Tapi, kalau kau percaya bahwa doa permohonan seperti tadi adalah satu-satunya jalan, maka lebih baik kau pindah ke Gurun Sonora di Amerika atau ke ashram di India. Di dunia nyata, Tuhan jauh lebih mudah ditemukan dalam permainan biola Hilal." (Coelho: 2010, 153)
"Jalan kedamaian luas dan lebar, memantulkan rancangan besar yang diciptakan di dunia kasatmata maupun yang tidak kasatmata. Seorang pejuang adalah singgasana kekuatan Ilahi dan selalu memiliki tujuan yang lebih mulia." (Coelho: 2010, 157)
"Pikiranmu harus selaras dengan Semesta. Tubuhmu harus mengikuti Semesta. Kau dan Semesta adalah satu." (Coelho: 2010, 158)
"Latih hatimu. Itulah disiplin yang dibutuhkan setiap pejuang. Jika kau mengendalikan hatimu, kau akan mengalahkan lawan." (Coelho: 2010, 159)
"Jalan kedamaian mengalir seperti sungai, dan karena jalan ini tidak melawan apa pun, jalan itu menang bahkan sebelum ia mulai. Seni kedamaian tidak dapat dikalahkan, karena tidak seorang pun melawan apa pun selain dirinya sendiri. Jika kau menaklukkan diri sendiri, maka kau akan menaklukan dunia." (Coelho: 2010, 160)
"Jalan kedamaian terlihat seperti pertarungan, padahal tidak. Ini adalah seni mengisi tempat yang kosong dan mengosongkan apa yang berlebih." (Coelho: 2010, 161)
"Mencederai lawan berarti mencederai diri sendiri. Mengontrol agresimu agar tidak melukai yang lain adalah Jalan Kedamaian." (Coelho: 2010, 161)
"Kehidupan adalah sesi latihan panjang dalam persiapan menghadapi apa yang akan terjadi. Kehidupan dan kematian kehilangan makna; yang ada hanya tantangan-tantangan untuk dihadapi dengan kebahagiaan dan ditaklukkan dengan ketenangan." (Coelho: 2010, 162)
"Pertama-tama kembangkan strategi yang memanfaatkan segala sesuatu di sekelilingmu. Cara terbaik untuk bersiap menghadapi tantangan adalah dengan menumbuhkan kemampuan untuk menggunakan berbagai respons yang tak terhingga banyaknya." (Coelho: 2010, 164)
"Pencarian kedamaian adalah sebentuk doa yang memancarkan cahaya dan panas. Lupakan dirimu sejenak dan pahamilah bahwa dalam cahaya itu tersimpan kebijaksanaan dan dalam panas itu tersimpan belas kasih. Saat kau berkelana di planet ini, berusahalah memahami bentuk sejati Surga dan Bumi. Itu hanya mungkin terjadi jika kau menjaga diri agar tidak dilumpuhkan ketakutan dan memastikan bahwa semua sikap dan tindak-tandukmu sejalan dengan pikiranmu." (Coelho: 2010, 165)

Selamat tersenyum para pembaca, Selamat menikmati kutipan-kutipan brilian selanjutnya dari Coelho.

Comments

Popular posts from this blog

MODERNISASI DALAM PERSPEKTIF KEKRISTENAN

STRATEGI MENGHINDARI SESAT PIKIR

Resensi Buku Fenomenologi Agama