Kutipan Novel ALEPH oleh Paulo Coelho (1)


Paulo Coelho adalah seorang novelis dari Brasil, yang dikenal dengan tulisan-tulisannya yang begitu imajinatif dan inspiratif. Karena itu, saya sebagai pecinta tulisan dari Coelho ingin membagikan beberapa kutipan dari Novel Aleph yang diterbitkan tahun 2010. Kutipan-kutipan ini saya ambil langsung dari novel Aleph, yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Berikut sebagian dari kutipan yang ada di novel Aleph:
“Para sarjana meninggalkan universitas dan tidak bisa menemukan pekerjaan. Orang-orang tua pensiun dan nyaris tidak punya apa-apa untuk hidup. Orang-orang dewasa tidak punya waktu untuk bermimpi. Mereka bekerja keras dari jam sembilan sampai jam lima untuk menyokong keluarga dan membayar pendidikan anak mereka, selalu berbenturan dengan apa yang kita sebut “kenyataan pahit.” (Coelho: 2010, 13)
“Dunia tidak pernah sedemikian terpecah seperti sekarang, dengan perang antar-agama, pembantaian ras tertentu, kurangnya rasa hormat terhadap planet ini, krisis-krisis ekonomi, depresi dan kemiskinan, sedangkan semua orang menginginkan solusi-solusi instan terhadap setidaknya sebagian besar masalah-masalah dunia atau masalah mereka sendiri. Dan semakin kita menuju ke masa depan, segala sesuatu tampak semakin buram.” (Coelho: 2010, 13-14)
“Oh Tuhan, saat aku mendengarkan suara-suara binatang, suara-suara pohon, gumaman air, nyanyian burung, desau angin, atau gemuruh Guntur, aku menganggap semuanya bukti kesatuanMu; aku merasa Kau memang Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Mengerti, dan Maha Adil. Aku mengenali-Mu, Oh Tuhan, dalam cobaan-cobaan yang kulalui. Biarlah kesenangan-Mu menjadi kesenanganku juga. Biarlah sukacita-Mu menjadi layaknya sukacita seorang Ayah terhadap putranya. Dan biarlah aku mengingat-Mu dengan tenang dan dengan tekad kuat, bahkan saat aku sulit berkata bahwa aku mencintai-Mu.” (Coelho: 2010, 16)
“Lucu juga. Seumur hidupku aku berusaha untuk mencari tahu batas-batasku dan belum pernah mencapainya. Tapi semestaku juga tidak banyak membantu, semestaku terus meluas dan tidak membiarkanku untuk mengenalinya sepenuhnya,” (Coelho: 2010, 17)
 “Itu karena, seperti semua orang lain di planet ini, kau percaya bahwa waktu akan mengajarimu cara mendekat pada Tuhan. Namun waktu tidak mengajari apa-apa; waktu hanya membuat kita merasa lelah dan bertambah tua.” (Coelho: 2010, 19)
 “Dalam dunia sihir dan dalam hidup yang ada hanyalah momen kini, sekarang. Kau tidak bisa mengukur waktu seperti mengukur jarak di antara dua titik. “Waktu” tidak berlalu. Sebagai manusia, kita mengalami kesulitan besar untuk memusatkan perhatian pada masa sekarang; kita selalu berpikir tentang apa yang telah kita lakukan, tentang bagaimana kita seharusnya melakukannya, tentang berbagai konsekuensi perbuatan kita, dan tentang betapa kita tidak berbuat seerti yang seharusnya. Atau kita berpikir tentang masa depan, tentang apa yang akan kita lakukan besok, pencegahan-pencegahan apa yang harus kita lakukan, bahaya-bahaya apa yang menanti kita di depan sana, bagaimana cara mencegah apa yang tidak kita inginkan dan bagaimana cara mendapatkan apa yang selalu kita dambakan.” (Coelho: 2010, 21)
 “Namun tepat pada saat ini, kau juga sadar bahwa kau bisa mengubah masa depanmu dengan membawa masa lalu ke masa sekarang. Masa lalu dan masa depan hanya ada di memori kita. Namun masa sekarang berada di luar waktu, ia Kekal.” (Coelho: 2010, 21)

Tujuh kutipan di atas sebagai pembuka di awal tahun 2017 ini, kiranya kutipan ini dapat menginspirasi kehidupan kita para pembaca. :)
      Selamat membaca kutipan berikutnya!

Comments

Popular posts from this blog

MODERNISASI DALAM PERSPEKTIF KEKRISTENAN

STRATEGI MENGHINDARI SESAT PIKIR

Resensi Buku Fenomenologi Agama