Jangan Ragu pada Janji Tuhan
Ulangan
6:1-5
6:1
"Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu
atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi
untuk mendudukinya, 2 supaya seumur
hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada
segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut
umurmu. 3 Maka dengarlah, hai orang
Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu
menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu,
kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu
Allah kita, TUHAN itu esa! 5 Kasihilah
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu.
Jangan
Ragu pada Janji Tuhan
I.
Pembukaan
Martin
Luther, teolog besar abad ke-16, pernah merasa khawatir dan putus asa dalam
waktu lama. Suatu hari istrinya berpakaian kabung berwarna hitam. “Siapa yang
meninggal?” tanya Luther. “Allah,”
sahut istrinya. “Allah!” tukas Luther
terkejut. “Bagaimana kamu bisa berkata begitu?” Istrinya menjawab, “Yang
kumaksud caramu menjalani hidup saat ini.” Yang dimaksud menjalani hidup saat ini, yakni cara
hidup yg dilihat oleh istri Luther penuh kekhawatiran, kebimbangan, putus asa,
dan tidak mempunyai semangat hidup sampai Allah dirasa mati atau tidak berguna
lagi. Luther menyadari cara hidupnya saat itu menggambarkan seolah Allah telah
mati dan tak lagi melindungi mereka dengan kasih-Nya. Dari hal itulah Ia pun
mengubah penampilannya sehingga menyadari Allah punya kuasa akan hal itu. yang murung menjadi penuh rasa syukur.
II.
Isi
Jemaat yang terkasih,
seperti saat umat Israel meninggalkan Mesir, Tuhan telah mengadakan perjanjian
dengan mereka di Horeb(Gunung Sinai), Musa menegaskan kembali Hukum Allah
kepada generasi yang baru, agar mereka tidak melupakan Allah nenek moyang
mereka dalam kehidupan mereka hari lepas hari. Kitab Ulangan lebih dari sekedar
ringkasan dari Hukum Allah yang telah disampaikan melalui Musa di gunung Sinai.
Kitab ini merupakan suatu wahyu yang baru tentang Allah dan kasihNya. Dari
Kejadian sampai Bilangan, kasih Allah itu tak pernah disebut-sebut; namun
sekarang, empat kali Musa menegaskan: Ia mengasihi nenek moyangmu ...... Tuhan
mengasihi kamu. Berita yang disampaikan Musa kepada umat dimulai dengan
pengulangan kembali perjalanan mereka di padang grun dan kegagalan yang di
alami oleh nenek moyang mereka (Ulangan 1:1-11). Juga ia mendorong mereka agar
mentaati Firman Allah
Ia mengingatkan umat
bahwa Tuhan telah mengadakan perjanjian dengan mereka di Horeb (Gunung Sinai).
Kemudian, sesudah menegaskan kembali Ke Sepuluh Hukum kepada mereka, Musa juga
mengingatkan untuk tidak melupakan Allah nenek moyang mereka, yang adalah
satu-satunya Allah yang benar, dan menasihatkan umat untuk tetap mengasihi
Tuhan. Juga pentingnya ketaatan kepada Firman Tuhan ditekankan dan perlunya
mengajarkannya dengan giat kepada anak-anak mereka.
Musa juga menegaskan
tentang kehidupan yang penuh dengan ketaatan dan kasih dengan mengatakan: Maka
sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh Tuhan
Allahmu, selain dari ...... mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan Allahmu,
dengan segenap hatimu ....... dan berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. Nasihat ini
diikuti dengan petunjuk mengenai tempat beribadah di Tanah Perjanjian. Selain
itu, mereka juga harus menghancurkan segala bentuk agama yang palsu -- termasuk
mezbah-mezbah, patung-patung dan kota-kota yang menjadi pusat berhala-berhala.
Sebab
hidup..... Hidup di tanah Kanaan itu, berarti hidup di dalam anugerah/berkat
Allah karena tanah Kanaan selalu diidentikkan dengan berkat Allah yang harus
direspon dengan baik, yakni sebagaimana yang Allah katakan dan kesetiaan kepada
Allah dan dengan ketaatan. Sebab dalam pemberian janji tanah tersebut Allah
sangat menekankan kamu harus memelihara perjanjianKu. Maka dari itu, umat Allah
tidak dapat mengabaikan proses perhatian yang telah lebih dahulu dilakukan oleh
Allah kepadanya.
Saudara saudari seiman
di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, kalau kita mau melihat realitas kehidupan dewasa saat ini, kita pun menyadari bahwa
segala sesuatu pasti mengalami perubahan dan kita memasuki situasi yang
berbeda. Situasi yang kita hadapi hari kemarin, minggu lalu, bulan lalu dan
tahun lalu berbeda situasinya dengan situasi sekarang, orang-orang yang hidup
di tengah-tengah Kemajuan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi ini acapkali membawa
orang pada situasi yang sulit untuk menentukan pilihan hidup. Terkadang orang
melihat kehidupan ini bersifat abu-abu sehingga orang kesulitan menentukan mana
yang baik dan mana yang tidak baik.
Firman Tuhan yang
disampaikan Musa kepada Bangsa Israel pada ribuan tahun yang lalu tetap sangat
relevan untuk situasi pada saat ini bahwa dalam situasi yang “sesulit apapun”
Tuhan mau mengatakan kepada kita DENGARLAH dan Lakukanlah itu dengan
Setia “Maka dengarlah, hai orang
Israel! Lakukanlah itu dengan setia” (Ulangan 6:3). Mendengar Firman Tuhan
dan menjadikannya sebagai pedoman dalam hidup kita itu berarti bahwa kita
membiarkan hidup kita untuk kita untuk dituntun dan diarahkan oleh Tuhan.
Sehingga perjalanan hidup kita akan terarah dan mengalami janji-janji Tuhan. Hidup
yang terarah pasti akan membawa kita pada kedisiplinan, ketekunan dalam hidup
III.
Penutup
Aplikasi
Jemaat yang
terkasih.... Umat Israel saat itu merupakan umat pilihan Tuhan, Tuhan
menjanjikan memberikan negeri yang berlimpah susu dan madu, Susu sebagai
lambang berkat yang melimpah, yang dinikmati setiap orang percaya berdasarkan
perjanjian baru Allah. Juga keputihan dan keindahan. Ini dapat berarti
keindahan lahiriah atau keindahan rohaniah, yakni kekudusan. Tanah Kanaan
dikenal sebagai negeri yang berlimpah susu dan madu (Kel. 3:8) Susu juga
menjadi simbol kemakmuran, dan Madu sebagai simbol hal-hal yang baik, kehidupan
yang manis, dan hidup penuh sukacita. Tidak hanya negeri yang berlimpah susu
dan madu saja, tetapi juga Tuhan
memberikan janji kepada umat Israel supaya umur panjang, baik keadaannya dan
bertambah banyak. Bangsa Israel saat itu dikasihi Tuhan, terlebih kita yang
hidup pada saat ini, jika kita mau dituntun dan dikasihi Tuhan, kita harus melakukan
dengan setia janji Tuhan yang berdasar pada Mengasihi Tuhan (Ulangan 6:5),
dewasa ini banyak orang ditanya apakah anda mengasihi Tuhan dalam hidup?,
banyak orang yang mengasihi Tuhan tetapi hidup tidak sesuai dengan kehendak
Tuhan. Mengasihi Tuhan berarti kita tidak hidup dalam permusuhan dalam
kebencian kepada orang lain, justru hal tersebut yang menjauhkan kita dari
Tuhan.
Yesus mengatakan sesungguhnya segala sesuatu
yang kamu lakukan untuk salah seorang dari SaudaraKu yang paling hina ini, kamu
telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:40). Dalam kehidupan saat ini mengasihi
Tuhan dapat diwujudkan melalui memperhatikan orang yang menderita, kesusahan,
dan orang yang tertindas, dengan demikian kita telah mewujudkan kasih Tuhan
melalui kasih kepada sesama. Mengasihi Tuhan berarti juga menghormati Tuhan dalam
hidup, tanpa penghormatan kepada Tuhan sama saja kita tidak mengasihi Tuhan,
penghormatan kepada Tuhan diwujudkan melalui ibadah yang sejati, yakni selalu
menjaga kekudusan hidup dan selalu mengarah kepada perintah dan ketetapan
Tuhan, Itu berarti mengasihi Tuhan.
Dalam
realitas kehidupan saat ini kekhawatiran selalu menghantui pikiran setiap
orang, mulai dari kekhawatiran orang tua akan masa depan
anak-anak, sehingga seringkali kekhawatiran tersebut menimbulkan putus asa, dan
mengakibatkan kehidupan keluarga semakin jauh dari Tuhan. Dalam hidup sebagai
suami-istri seringkali kekhawatiran timbul juga, yakni takut akan masa depan
keluarga dan rumah tangga, sehingga dalam hidup tidak sesuai dengan kehendak
Tuhan. Kalau kita setia kepada FirmanNya dan janji Tuhan, kita akan Menikmati
dan mengalami kasih setia Tuhan dalam sepanjang hidup kita. Sebab Allah yang kita percaya bukan Allah
yang mati, tetapi Allah yang hidup, maka sebagai anak Tuhan kita harus tetap
bersandar dan berpegang teguh pada Tuhan bagaimanapun sulitnya situasi yang
kita alami. Sebab janji Tuhan adalah Ya dan Amin.
Comments
Post a Comment