GLOBALISASI ALTERNATIF MENGUTAMAKAN RAKYAT DAN BUMI KEUANGAN YANG ADIL
Dalam
tulisan ini membahas dan menganalisa aspek-aspek penting dalam keuangan global
yang terjadi sampai saat ini, yakni kapitalisme global. Adanya suatu krisis
yang terjadi dari sistem perkonomian global. Akibat dari keuangan yang tidak
adil, maka menghasilkan suatu dominasi perdagangan barang dan jasa. Permasalahan
utamanya adalah ketika pasar keuangan menjadi tidak stabil, yakni dengan adanya
krisis-krisis keuangan yang terjadi. Yang menjadi pokok dominasi dalam hal ini
adalah dolar AS. Akibatnya, seperti negara Argentina sebagai ilustrasi dalam
tulisan ini,
ketika harga yang mereka bayarkan harus ditanggung oleh kaum
miskin melalui kehilangan pekerjaan dan simpanan, naiknya harga pangan,
kemudian kemiskinan semakin merajalela, pada akhirnya kematian terjadi. Pada
saat yang sama, negara-negara superpower
menciptakan likuiditas bagi mereka sendiri melalui pasar modal. Dengan cara
tersebut mereka menjaga diri terhadap ancaman krisis keuangan yang terjadi. Hal
yang mengenaskan terjadi, yakni ketika utang negara-negara pinggiran semakin
menumpuk, bahkan sulit untuk membayarnya, tetapi negara-negara mapan (pusat)
tetap memperparah keadaan dengan menaikkan suku bunga yang telah dipinjamkan.
Hal di atas sangat berhubungan
dengan isu teologi sosial, ketika memakai analisis sosial harus melihat lebih
dahulu pada tatanan struktural yang ada di dalam masyarakat. Apakah sudah
terjadi keadilan di dalamnya? Ataukah sebaliknya? Dengan ini kita dapat
mengetahui apakah suatu kelompok dalam masyarakat miskin karena tidak memiliki
semangat hidup, ataukah miskin karena sistem yang terjadi, dalam bahasa
kerasnya dimiskinkan oleh struktur yang berkuasa di sekitarnya. Sistem
akumulasi kekayaan atau dalam bahasa lainnya adalah penguasa kapitalisme yang
telah merajalela di mana-mana. Dengan demikian proses kemiskinan struktural
akan terus terjadi, karena setiap manusia tidak pernah merasa puas dengan apa
yang mereka miliki sehingga mengorbankan orang lain dalam proses mencapai
tujuannya tersebut. Pandangan Peter Berger dalam tulisannya piramida kurban
manusia mengatakan hal yang kurang lebih sama, yakni “manusia-manusia” yang
menjadi kurban atas kehidupannya untuk menyejahterahkan para pemilik modal yang
berada di atas. Ironisnya, hal yang selalu dilihat adalah sesuatu yang bersifat
eksplisit, yakni pertumbuhan dan pembangunan dalam suatu masyarakat hanya
dilihat dari fisiknya saja, tanpa melihat aspek lain dari semua itu. Terjadi
kemiskinan, penindasan, bahkan kematian secara struktural bagi orang-orang yang
tidak mempunyai kekuatan dalam menghadapi semuanya itu. Pertanyaannya sekarang
adalah dimana letak keadilan? Bagaimana keadilan dapat terwujud dalam keadaan
seperti itu? Mungkinkah hal itu terjadi? Peran keadilan di tengah-tengah
realitas masyarakat seperti demikian begitu sulit untuk diidentifikasi, bahkan
keadilan distributif yang terjadi pun sering kali hanya manipulasi atau
rekayasa politik demi menciptakan status
quo bagi para pemilik modal. Hal itu terjadi terus menerus, dan rasanya
ketidakadilan tidak akan pernah berhenti, ketika sistem itu tetap mendukung
ketidakadilan yang terjadi.
Solusi-solusi yang diberikan dalam
tulisan ini, yakni lebih tentang memperjuangkan keadilan dari sisi keuangan. Hal
yang lebih difokuskan adalah tentang tradisi sabat, tahun sabat dan tahun Yobel
sehingga dihubungkan dalam peristiwa keadilan dalam masyarakat. Tradisi
tersebut ingin mewujudkan pemulihan hubungan kembali umat perjanjian Allah. Tujuannya
agar masyarakat yang tertindas tidak lagi diperbudak dengan para pemilik modal
yang menyengsarakan hidup mereka. Adanya solusi-solusi dari permasalahan
tentang sistem keuangan dunia adalah sebagai berikut: (1) Sistem keuangan dunia
didasarkan pada transparansi, akuntabilitas dan kontrol yang demokratis, (2)
Sistem keuangan ada untuk melayani ekonomi yang sejati, bagi kehidupan
pelayanan manusia dan kelestarian alam, dan (3) Respon internasional terhadap
krisis keuangan memampukan negara yang terkena dampak dan penduduknya untuk
menentukan kebijakan, prioritas dan strategi pembangunan jangka panjang mereka
sendiri. Pada akhirnya harus adanya transformasi sistem keuangan global yang
berimplikasi pada keadilan, penghapusan kemiskinan dan kelestarian lingkungan. Solusi
lain yang diberikan adalah dukungan dana alternatif di tingkat lokal, agar
pasar pinggiran tidak tergeser oleh pasar modern yang telah hadir di
tengah-tengah masyarakat. Pembentukan koperasi simpan pinjam, bank investai
yang etis, bahkan gereja aktif terlibat dalam melakukan dana pinjaman ekumenis
dan oikokredit. Hal yang tidak bisa dilepaskan adalah dimanapun kita berada,
wajib hukumnya selalu mempromosikan praktik etis dan kode usaha untuk
berinvestasi sehingga kerajaan Allah benar-benar nyata di tengah-tengah
masyarakat ini. Artinya, bahwa keadilan semakin dijunjung tinggi dan
orang-orang yang tidak mampu dapat
mengelola keuangan mereka sendiri, tanpa intervensi dari pihak yang
berkuasa.
Hal di atas begitu jelas
mendeskripsikan ketidakadilan yang terjadi, faktor-faktor apa saja, dan apa
yang harus dilakukan terhadap isu-isu tersebut. Karena isu-isu tersebut
termasuk dalam isu sosial, isu ekonomi tidak pernah lepas dari isu sosial. Hal
yang menjadi problematis di sini adalah ketika gereja sebagai lembaga sosial
dalam masyarakat tidak memberi contoh yang baik dalam pelaksanaannya. Gereja
begitu sibuk dengan permasalahan internalnya, bahkan tidak mau keluar dari zona
nyamannya. Ketika melakukan analisis sosial di daerah tertentu, maka kita tidak
bisa menutup mata dengan keadaan yang ada. Diperlukan kepekaan dan solusi yang
terjadi dibalik ketidakadilan struktural yang sistemik seperti itu. Fungsi
gereja dalam masyarakat juga sebagai pengontrol sosial, ketika penyimpangan
terjadi dalam masyarakat, khususnya penyimpangan ekonomi, maka gereja harus
tegas dalam menyikapinya. Gereja tidak bisa diam di tempat dan hanya berdoa
maupun berkontemplasi dengan situasi yang ada, kalau demikian terjadi, maka
gereja terus menerus berada dalam zona nyamannya sehingga membiarkan kaum
kapitalis semakin nyaman dengan zona mereka. Suara-suara kenabian diperlukan
dalam mengkritisi fakta sosial seperti ini, analisis sosial tidak berhenti di
reflkesi saja, tetapi lebih dalam daripada itu adalah tindakan nyata atau
tindakan sosial yang bisa membawa perubahan tertentu. Hasil tindakan sosial
tersebut terbingkai untuk menghadirkan kerajaan Allah di tengah-tengah
masyarakat.
Kambangan Ganpati | Kambangan Ganpati
ReplyDeleteThe febcasino ancient forms of Ganapati (Ganapati) are a form of the elephant faced God who septcasino is said to have kadangpintar been worshipped before beginning any form of success or